Perkebunan Kelapa Sawit

 Kebutuhan Vs Produksi CPO

Jika melihat pada kondisi pasar ekonomi abad ke-21, kelapa sawit telah banyak memikat hati kalangan investor dalam maupun luar karena kebutuhan akan minyak sawit (CPO) yang makin tahun makin meningkat. CPO (Crude Palm Oil), hasil ekstrasi dari mesin press dalam pabrik, sangat banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari seperti kegunaannya sebagai minyak goreng, margarin, pelumas, cat, bahan baku pasta gigi, bahan industri baja dan bahkan bisa digunakan sebagai bahan bakar biodiesel! Menjanjikan sekali bukan? Dari sini, kita sudah mendapat pangsa pasar yang luas sehingga lebih mudah untuk memetik hasil pula. Inilah kelebihan daripada budidaya kelapa sawit, proses panen sedang dilakukan dan sudah ada yang ingin membelinya. Tetapi perlu diingat bahwa suatu investasi/bisnis pasti mengandung resiko. Begitu pula dengan kelapa sawit dimana kita akan dihadapi masalah-masalah diluar perkiraan sehingga menimbulkan kerugian waktu dan materil. Berikut ini adalah peluang yang bisa anda dapat dalam bisnis kelapa sawit dan akan saya jelaskan juga resiko-resikonya pada postingan berikutnya.

                                               Peluang Budidaya Kelapa Sawit
   1. Tidak sedikit pabrik kelapa sawit yang kekurangan stok TBS (Tandan Buah Segar) dalam misi dan targetnya memproduksi CPO. Karena tingkat kapasitas produksi mereka yang tinggi dan pemasok kelapa sawit yang kurang, akibatnya pabrik menjadi pasif/tidak berproduksi. Pabrik kelapa sawit inipun akan mengalami kerugian waktu, kerugian materil, kerugian akibat penyusutan nilai alat dan mesin, dan kerugian dari variable cost lainnya. Faktor inilah yang mendesak mereka mengambil keputusan untuk membeli TBS dari para petani/pemasok dari mana saja. Bahkan adapula pabrik yang menawarkan kebun sawit plasma, yaitu kebun kelapa sawit yang berdiri diatas tanah masyarakat. Sistemnya adalah biaya tanam untuk sawit akan dibiayai oleh pihak pabrik, kemudian biaya perawatan seperti pemupukan, membuat piringan, prunning, konsolidasi pokok sawit akan dibebankan kepada masyarakat sebagai pemilik tanah (informasi tentang apa itu konsolidasi, prunning, dan lain-lain akan saya jelaskan pada postingan berikutnya). Biaya perawatan tersebut nantinya akan dipotong dari hasil penjualan sawit kepada pabrik. Jadi awalnya mautsyarakat/para petani dimodali oleh pabrik untuk biaya perawatan, kemudian setelah panen, dari hasil penjualan tersebut yang akan dipotongkan langsung dari pabrik. Sehingga para petani tidak perlu pusing memikirkan dana yang harus disiapkan untuk biaya tanam dan perawatannya.
            Crude Palm Oil (CPO)       



Tandan Kosong Sebagai Pupuk
2. Selain CPO adalah outputnya, melalui proses pengolahan pabrik yang dihasilkan adalah berupa tankos (tandan kosong). Tankos bisa digunakan untuk pemupukan kembali untuk setiap pokok sawit. Irit biaya bukan? Para petani juga bisa memanfaatkan serabut-serabut sawit untuk kebutuhan pembakaran/penguapan, bahkan ada pula yang membelinya untuk digunakan sebagai pembuatan kertas (Elais Guineensis). Kemudian, cangkang buah sawit sendiri bisa digunakan sebagai bahan baku charcoal/arang karena kandungan karbonnya yang tinggi. Cangkang juga mendapat peranan penting dalam proses penguapan di pabrik (ketel uap/boiler) dalam mendapatkan energi panas sehingga mendapat kualitas uap yang cukup sesuai dengan kebutuhan. Ini bisa dijadikan sebagai bahan alternatif selain batu bara karena kemampuan penyimpanan panas yang tahan lama. Bahkan cangkang sawit dapat digunakan untuk kebutuhan alat tulis seperti pensil atau kebutuhan ATK lainnya. Dengan memanfaatkan limbah dari PKS seperti ini, kita telah membantu menanggulangi pencemaran udara dan air dan disisi lain, kita juga mendapat keuntungan dari penggunaan dan penjualan dari sisa-sisa pengolahan sawit tersebut.

Palm Kernel Oil (PKO) dan Palm Oil (CPO)
3. Bagian terpenting dari buah sawit itu sendiri adalah Palm Kernel Oil (PKO). PKO adalah hasil dari pengepresan mesin/melalui ekstrasi pelarut. Namun, mutu kualitas dari minyak inti ini lebih tinggi dari minyak sawit karena memiliki kadar asam lemak bebas yang rendah. Karena mengandung asam laurat yang tinggi sehingga disebut minyak laurat dan pada umumnya digunakan untuk produk oleokimia, sabun dan minyak nabati. Rendemen Palm Kernel Oil jauh lebih sedikit daripada CPO, yaitu 7,4%-8.0% PKO dan 23%-30% CPO. Minyak inti sawit selain diminati oleh buyer dalam, buyer luar pun tertarik untuk men-trading minyak ini sehingga PKO mempunyai peluang yang bagus untuk diekspor.

Itulah beberapa hal terpenting yang perlu diketahui tentang prospek investasi kebun kelapa sawit. Tidak ada bagian-bagian kelapa sawit yang terbuang secara cuma-cuma dan akan di recycle lagi untuk berbagai kebutuhan masyarakat seperti yang sudah dijelaskan diatas. Karena menggunakan sistem recycle, maka cost yang harus dikeluarkan tidak besar sehingga cash flow akan tetap stabil. Dilihat dari segi ekonomi, seiring dengan permintaan CPO yang semakin meningkat dan stok produksi yang semakin terbatas dari pabrik kelapa sawit (PKS), dalam hal ini maka para petani kelapa sawit sangat dibutuhkan untuk menunjang struktur industri kelapa sawit dengan baik. Oleh sebab itu, perkebunan kelapa sawit telah membuka peluang yang luas bagi para petani dan investor yang ingin menanamkan ide kreasi mereka dalam bercocok tanam.

1 Response to "Perkebunan Kelapa Sawit"